Senin, 21 April 2014

Belajar Bahasa Arab

Well,.. sedikit info aja, berhubung sekarang kuliahnya di prodi Keuangan dan Perbankan Syariah. Ada tambahan matkul wajib yang baru banget dipelajari.
Maap yaa saya anak IPA yang nyasar ke IPS, but i try to loved what i am doing right now.
Hei,.. learning about money, banking and accounting are not bad at all.. hehe.. really! Mempelajari hal-hal itu ternyata seru juga, gak kalah dengan belajar fisika, biologi dan kimia.

Langsung aja, matkul yang dimaksud disini adalah Bahasa Arab, hanya dapat di 3 semester pertama sih, tapi lumayanlah,. bekal bahasa kalo mau lanjut studi ke LN.
Nah ini ada link untuk belajar bahasa arab yang lumayan bagus.

http://www.madinaharabic.com/

link ini juga dapat dari salah satu blog orang, dan berhubung sekarang mau tidak mau harus belajar bahasa Arab, sepertinya ini cukup membantu, *pastikan koneksi internet lancar yaa.. hehe

Oh iya, ada tambahan lagi, alasan kenapa kita harus belajar bahasa arab. (for muslim only)
1. karena islam lahir di bumi arab
2. karena Al-Qur'an berbahasa arab
3. karena nabi kita dari bangsa arab.


Udah itu aja.. selamat mencoba =D

Rabu, 16 April 2014

Dia (?)

Aku bingung,

Merindu pada yang tidak pernah bertemu
Bagaimana mengekspresikannya ya?

Merasa pada yang belum pernah bersua
Bagaimana menyatakannya.

#rindu #felling #bingung #dia 

Sabtu, 05 April 2014

Ketika Bujang Mengantar Belanja

Anak laki-laki itu merapihkan kaos hitamnya, mengusap rambut yang sudah diminyaki didepan cermin setinggi badan.
Oke, tampang sudah ganteng, dan baju sudah necis.
bersegeralah ia menanyakan pada ibu dan kakaknya.
"Mau berangkat jam berapa?"
"Sekarang Mas" saut si ibu. melirik sekilas kakak perempuannya

Tidak lama ia sudah duduk di bangku supir.
"Mau kemana Mba?"
"Hmm.. terserahlah. Enaknya kemana?" si kaka justru bertanya balik.
"Ke Mall A saja," saut ibu yang duduk dibangku belakang
"Atau mau ke Mall H? kalau di Mall A, jam segini biasanya macet." seru si bujang
"Yah ayolah. kemana aja enaknya" Tambah si ibu. dan semua sepakat.

Sial benar nasib si bujang, ditengah jalan rupanya sudah mulai macet.
"Yah kan macetnya parah banget" kata si bujang,
"Bisa lama ini, kalau gitu ke Mall K aja ya, ada toko buku juga kan disana" kata si ibu, mengingat kakak perempuan berniat membeli buku.
"Ya udah gapapa" saut kakak perempuan.

5 menit berlalu, si bujang mulai sebal,
10 menit berlalu, makin kesal
15 menit, 30 menit,. belum juga menunjukan hasil yang real, mobil hanya maju beberapa meter saja.
mulailah stok sabarnya menipis, ia mulai menghentakkan tangannya ke atas stir.
"Udah ya, kita pulang aja, besok aja ke Mall nya" katanya sebal
"Ya udah gapapa sih, besok juga" kata si kakak.

Fix 1 jam lebih mereka terjebak dalam kemacetan. Dan begitu keluar, legalah sudah ketiganya.
namun itu belum selesai, ketika memasuki Mall K, si bujang menolak ikut masuk.
"Mas, tunggu disini aja Mba" katanya
"Oke"

15 menit,
"Lama banget sih belanjanya" kata si bujang, masih dengan gadget ditangan.
30 menit,
1 jam,
1.5 jam. Si kaka dan Ibu sudah kembali ke mobil, tanpa suara, tanpa membantu, setelah semua belanjaan masuk kedalam mobil, si bujang lekas menacap gas.
kesal sudah ia, hilang sudah tampang kecenya, kesalnya berganti marah. Namun, bagusnya dia tak sampai mengumpat, Ibu dan kakanya hanya diam, tidak berani pula keduanya menegur.
"Kalau dia marah bisa celaka kita" batin kakak perempuannya.

dan begitu sampai dirumah, barulah emosinya reda, itu pun karena sudah dihapus air wudhu dan sembahyang.
Dilihatnya kantung belanjaan, aroma durian montong menusuk-nusuk hidungnya. Lepas berganti baju, segera dibukanya durian dan dinikmati diatas meja makan.

Begitulah si bujang kalau diajak belanja, dan begitulah wanita kalau belanja.    

Kosong

"Kamu kenapa mba? ulang tahun kok malah galau" itu kata ibuku.
dan dengan tegas aku menjawab
"galau? mba gak galau mi" entah bagaimana orang lain memandangku saat ini, tatapan ibuku itu jelas menunjukan kekhawatiran, dan itu membuatku bertanya dalam diri sendiri. memang aku yang biasanya seperti apa dihadapan ibu?
"Mba cape mi, beneran cape" kataku lagi
"Cape apa mba? hati? pikiran?" tanya ibuku lagi dengan senyumnya,
aaakh... jahat sekali aku membalas senyum itu dengan senyum palsu dan alis yang menyirit.
"Gak apa-apa mi, hanya cape" lanjutku.

yah, akhir-akhir ini rasanya benar-benar kosong, aku kehilangan sesuatu yang "berharga" buatku,. semangatku? entah bukan itu sepertinya.
kawan mengobrol? rasanya bukan. tapi aku kehilangan!
seseuatu yang mendasar. yang harusnya membuatku menjalani hidup dengan gairah. yang membuatku merasakan emosi.
tapi ini sungguh  aneh, ini pertama kalinya aku merasa benar-benar kosong. lebih kosong dari toples kue yang dipajang di lemari.

Harusnya aku bahagia hari ini, ini hari ulang tahunku, dan semua orang memberi selamat dengan sangat antusias, mereka yang peduli benar-benar menunjukan kepeduliannya.
Dan apa aku senang? tentu. tentu aku senang, aku balas tiap komentar, pesan, telepon mereka dengan semangat. tapi rasanya kosong...

hari ini sebenarnya aku lupa kalau aku ulang tahun. yang kuingat ada sebuah seminar dengan pembicara yang amat ku kagumi karyanya. for the first time in forever, i finally meet him.
tapi lagi-lagi rasanya biasa saja, nothing special.

Oh Allah,. Aku tau kenapa aku kosong.
Allah,. aku kosong tanpaMu,
sekedar merenung sejenak, aku tau kenapa aku tiba-tiba menjadi kacau, seperti bukan diriku sendiri. I lost my control.
muhasabah kecil mengingatkan pada aktivitas dua minggu terakhir, ketika kesibukan semakin banyak. ini sebenarnya hal yang kusukai, tapi terlalu banyak orientasi pada dunia, terlalu sering menunda hadir menemui panggilan cinta.

Forgive me Allah,. I really need You, You, and only You,.
Maaf jika syukur berkurang karena kufur..
Sungguh aku benci kosong tanpaMu.

:'(

Jumat, 04 April 2014

Pengetahuan yang Mematikan

Pengetahuan yang mematikan.
Dan apakah itu?
Pengetahuan yang tidak membuatmu jadi rumpun bambu bermanfaat,
yang menjadikanmu cemara tegak nan angkuh,
tersambar petir baru dia patah.

Hanya karena ada yang belajar lebih dulu, lahir lebih dulu, maka ia lebih tahu.
Ada juga, hanya karena sudah lama, sudah lebih paham, maka ia lebih bijaksana.
Cukup!

Pengetahuan itu bisa berakhir manis, kalau hati juga manis.
tapi jadi mematikan kalau salah digunakan.

*Menempatkan diri*